Wednesday, May 28, 2014

Tugas Resume sip kE-7

Memfasilitasi Perencanaan dan Manajemen Perkotaan di Tingkat Daerah  Melalui Pengembangan SDI
(Studi Kasus Lahore - Pakistan)
(Kelompok 12)

a.      SDI DAN PENATAAN RUANG
  1. Pada dasarnya dalam tatana SDI, proses perencanaan tata ruang lebih bersifat sebagai pengguna (user) data spasial dimana data spatal diperlukan dalam proses penataan ruang
  2. Selain peta dasar, dalam perencanaan tata ruang juga memerlukan data spatial yang terkait dengan kondisi fisik wilayah, seperti kerentanan terhadap bencana, keanekaragaman hayati, oseanografi, iklim dan geofisika, serta data fisik wilayah lainnya
  3. Pembangunan data spatial pada umumnya memerlukan pembiayaan yang reltif besar baik dalam proses pengadaan data mentah, pengolahan dan analisa data maupun penyajian dalam wujud peta. Umunya diperlukan oleh lebih dari stau instansi, akan lebih bermakna bola dapat saling diperlukan (dapat di akses oleh instansi terkjait)
  4. Pertukaran data antar instansi terkait, bila dapat terwujud akan memberikan efisiensi pemanfaatan dana yang sangat signifikan, sekurangnya biaya proses pengolahan / analisa data dapat dihemat

b.      STUDI KASUS: LAHORE – PAKISTAN
Kota Lahore adalah kota terbesar ke-2 dari Pakistan setelah Karachi dengan penduduk perkotaan dari 5,1 juta (Sensus Penduduk Organisasi, 2004) menempati area urban dari 343 KM persegi (NESPAK, 2004).
Menyadari pentingnya informasi spasial, Pemerintah  Pakistan (2001) mewajibkan setiap dewan lokal untuk mempersiapkan GIS  sistem informasi berbasis lahan dalam waktu tiga tahun. Namun sejauh ini, pemerintah daerah  dengan keterampilan dan sumber daya yang terbatas tidak membuat kemajuan luar biasa  terutama tidak adanya pedoman atau model.


c.      ISU-ISU TERTENTU DALAM KASUS LAHORE SEBAGAI BERIKUT:
1.    Sekelompok besar orang tidak mengetahui ketersediaan informasi spasial.
2.    Tidak adanya metadata mempengaruhi penemuan dan informasi pemahaman isi
3.    Integrasi informasi dari tingkat yang berbeda dengan berbagai skala, standar dan isi yang bermasalah mengurangi utilitas informasi.
4.    Tidak adanya informasi spasial yang tepat dan pengetahuan yang menyebabkan duplikasi dan pemborosan sumber daya dan waktu yang mengarah ke kurang informasi pengambilan keputusan.
5.    Pengumpulan informasi yang sama penundaan proyek dan dalam banyak kasus cepat perubahan dalam realitas tanah mengurangi efektivitas rencana dan sulit untuk melaksanakan.
6.    Informasi tertentu tidak dapat ditagih di kemudian hari seperti cuaca dan keputusan pembuat harus bergantung pada pertimbangan dan estimasi.
7.    Tidak ada pedoman yang tepat atau model yang tersedia kepada pihak berwenang lokal untuk berbagi informasi.

d.      Kesimpulan & Rekomendasi
KESIMPULAN :
          Sebagai perencana kota sangat bergantung pada beragam jenis informasi dari berbagai departemen di berbagai tingkat pemerintah. Oleh karena itu, menjadi bermasalah  mengelola, berbagi, mengintegrasikan dan efektif memanfaatkan tersedia menginformasikan.
          Perancangan SDI lokal pada konsep modern mendistribusikan komputasi seperti SOA dan pelaksanaannya tidak hanya akan meningkatkan  berbagi informasi dan aplikasi, tetapi juga akan membantu perencana perkotaan dan  pengambil keputusan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan sumber daya pada pembuatan kebijakan peningkatan.


REKOMENDASI

         Ketersediaan informasi dalam format yang sesuai seperti tiga dan empat dimensi tidak hanya akan meningkatkan partisipasi publik dan transparansi, tetapi juga akan meningkatkan peluang bisnis. Ini akan menghemat waktu berharga dan sumber daya perencana dan memfasilitasi mereka dalam perencanaan dan manajemenyang lebih baik. Oleh karena itu, disarankan agar perencana di negara-negara berkembang harus mendapatkan keuntungan dari penelitian di negara maju  negara dan memulai upaya untuk merancang dan mengimplementasikan SDI untuk keputusan.

No comments:

Post a Comment