Saturday, May 31, 2014

Tugas Resume SIP Ke-14

APLIKASI PENGINDRAAN JARAK JAUH DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGGROVE DI DALAM DAN BERBATASAN DENGAN KAWASAN KONSERVASI LAUT KIUNGA, KENYA (Kelompok 11)

    I.              PENDAHULUAN
Hutan bakau menyediakan produk kayu untuk pembangunan rumah, sumber kayu bakar dan non-kayu hasil hutan seperti tannins dan medicine (Kokwaro, 1985; Dahdouh-Guebas et al. , 2000). Pada tingkat ekosistem hutan bakau merupakan habitan dari sebagian besar jenis ikan dan krustacea, menyediakan lahan bagi budidaya ikan lepas pantai, mengontrol erosi serta menjaga kualitas air (Davis, tahun 1940 ; Robertson et al. , 1992). Masalah utama yang dihadapi manajemen hutan-hutan bakau di Kenya adalah kurangnya rencana pengelolaan
Gambar 1

Peta Hutan Mangroove KMNR Kiunga 

   II.             PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN
       Foto udara dan transek wilayah.
        Data dasar untuk pemetaan sumberdaya adalah foto udara pankromatik skala 1 :25.000. Dari peta dasar kemudian dilakukan transek hutan manggrove untuk memetakan sample. Standard eror survey data 5%. Pemetaan dilakukan untuk :
1.   Pemetaan penggunaan lahan.
2.   Pemetaan rencana operasional lahan.
        Dari foto udara kesesuaian lokasi sampel dapat digambarkan dengan tonasi/ kombinasi spektrum warna. Sehingga setiap kombinasi warna akan mewakili kondisi sampel berupa kerapatan batang, tinggi batang, hingga volume.
        Survey data dilakukan dengan menyusuri area hutan manggrove di sepanjang pesisir pantai KMNR.
       Teknik Sampling
Manggrove dewasa : 10 x 10 m2, dimeter >5cm
Manggrove muda : 5 x 5 m2, diameter batang < 5cm.
       Teknik estimasi volume:
v = (πd2/4) × h × f (1)
       
        dimana, v = volume (m3), d = DBH (cm), h = tree height (m) and f = form factor (0.7).
  III.      HASIL PENELITIAN
Peta Vegetasi
        6 peta sebaran vegetasi di KMNR Kiunga yang dibuat berdasarkan informasi pada tabel-tabel berikut:
Gambar 2

Tabel Sebaran Vegetasi Mangroove

Gambar 3

Tabel Detail Karakteristik Mangroove di KMNR Kiunga

Gambar 4

Tabel Area Densitas Mangroove Berdasarkan Pengelasan

Gambar 5

Tabel Detail Informasi Karakteristik Pengelasan Densitas Mangroove
 di KMNR Kiunga 


 IV.      KESIMPULAN
Kesimpulannya metode yang digunakan pada hutan mangrove ini memkai aplikasi arcgis untuk mengetahui peta sebaran lokasi hutan mangrove, jenis hutan, jumlah kepadatan hutan dalam suatu wilayah  Interpretasi akhir dilakukan dengan menggunakan Wild APT Mirror Stereoscope dan menerapkan klasifikasi - kunci yang dikembangkan untuk tujuan tersebut . Tonasi warna (kontras) , tekstur tajug, struktur , tinggi pohon dan posisi relatifnya di permukaan tanah dengan mudah dapat membedakan berbagai jenis bakau ( Kairo , 2001)


Thursday, May 29, 2014

Tugas Resume SIP Ke-13

THE CITY OF BANDUNG AND REVIEW OF BANDUNG
 SPATIAL PLANNING STRATEGIES (Kelompok 2)

PENDAHULUAN
u  Bandung atau "Paris Van Java" menghadapi tekanan pembangunan yang luar biasa. Kota padat karena dari sprawling perkotaan, pengembangan pusat perbelanjaan baru dan pengembangan ruas tol Cipularang (Cikampek - Purwakarta - Padalarang).Pada tahun 2005                                         untuk pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi kota Bandung saat ini.
KONDISI FISIK
Bandung terletak di Jawa Barat , Indonesia . Ini adalah ibu kota Provinsi Jawa Barat . Letak geografis adalah 1070 32 ' 38,91 " E dan 60 55 ' 19.94 " S , sedangkan ketinggian adalah antara 675m dan 1'050 m di atas permukaan laut . Kondisi topografi Bandung dapat dikategorikan ke dalam dua bagian. Bagian Utara merupakan daerah pegunungan , sedangkan bagian selatan Kota relatif rendah dengan daerah pertanian dan rawa-rawa. Suhu rata-rata adalah 23,6 ° C , sementara curah hujan mencapai 156,4 mm ( rata-rata 15 hari hujan dalam setiap bulan )
ANALISIS STRATEGI PERENCANAAN RUANG
u  Kota madya Bandung menyadari banyaknya strategi pembangunan perkotaan berkelanjutan, Rencana Kota Bandung dan Master Plan 2013. Salah satu strategi adalah untuk develop natural dan rencana pelestarian sejarah. Permasalahan teknis terjadi pada bidang  hukum, sosial, ekonomi saat ini sebagai masalah teknis, banyak dari strategi tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
u  Sebagai contoh, Master Plan 2013 yang gagal untuk mewujudkan daya dukung Bandung (Naturaland sosial). Karena urbanisasi yang cepat, ditakutkan akan menciptakan masalah lebih lanjut dan tidak ada solusinya di Bandung seperti banjir, tanah longsor, kekurangan air tanah, dll
KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan, karena kondisi yang ada dari pembangunan perkotaan di kota Bandung, pemerintah kota Bandung telah mencoba upaya terbaik dalam menentukan strategi pembangunan perkotaan berkelanjutan dalam Master Plan 2013. 

Tugas Resume SIP Ke-12

Pengelolaan Pesisir
Sistem Informasi Geografis: Sebuah alat untuk pengelolaan wilayah pesisir terpadu di Belize (Kelompok 14) 
Proses perencanaan daerah perlindungan laut di Belize, Amerika Tengah, mengadopsi sistem informasi geografis (GIS) teknologi untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber.. Pemetaan sumber daya selanjutnya telah dilakukan melalui penerapan SPOT Pankromatik dan citra lainnya penginderaan jauh, survei lapangan, dan data GIS yang ada. Di Belize, produk GIS semakin sering digunakan sebagai sumber utama untuk rencana pengelolaan. Teknologi ini akan memainkan peran kunci dalam pengembangan masa depan inisiatif pengelolaan wilayah pesisir negara itu.

Negara Amerika Tengah Belize memiliki kepemilikan teritorial karang penghalang terbesar di belahan bumi barat. Dengan demikian, zona pesisir Belize telah menjadi area interaksi fisik, ekologi, dan sosial intens dan menghadapi peningkatan jumlah kegiatan yang berpotensi merugikan. Benar, Pemerintah Belize dan sejumlah organisasi internasional dan nasional melihat pengelolaan sumber daya Belize laut menjadi sangat penting.
Pengelolaan wilayah pesisir terpadu telah secara resmi didefinisikan sebagai "proses dinamis di mana strategi terkoordinasi dikembangkan dan diimplementasikan untuk alokasi sumber daya lingkungan, sosial budaya, dan institusional untuk mencapai konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari beberapa zona pesisir" (Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Perencanaan Jaringan, 1989). Perlunya kerja sama kelembagaan tersirat dalam definisi ini, perencanaan manajemen yang sukses bergantung, untuk sebagian besar, kerjasama antar lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan kepentingan lokal (Ricketts, 1992).
Dalam istilah praktis, dua pendekatan untuk Georeferencing foto udara wilayah laut yaitu:
Pertama, jika foto-foto menggabungkan bidang tanah dan grafik topografi atau navigasi yang memadai ada, kontrol tanah yang cukup dapat diperoleh untuk seluruh foto tanpa harus mencari off - shore titik kontrol tanah. Koordinat penanda tersebut kemudian digunakan untuk menyediakan kontrol tanah ( Fuller et al., 1994).  Alternatif sumber informasi penginderaan jauh adalah yang didapat dari satelit
Keuntungan utama dari satelit penginderaan jauh di atas foto udara, survei tanah, dan grafik bahari adalah bahwa informasi dapat dikumpulkan seragam dalam waktu dan ruang (de Vel & Bour, 1990),  menawarkan solusi berulang nonintrusive untuk pemetaan daerah yang luas fitur laut, diberi air sesuai jelas dan gangguan atmosfer sedikit. Namun, hasil yang diperoleh di Belize menunjukkan bahwa penginderaan jauh satelit dapat menawarkan informasi berharga tentang struktur terumbu karang, terutama jika digunakan sebagai sarana mengarahkan ground truthing (Mumby et al, 1994).
Artikel ini memiliki tiga tujuan utama:
(1) Untuk menggambarkan perkembangan metodologi
(2) Untuk mendeskripsikan penggunaan menggabungkan data penginderaan jauh dengan aplikasi GIS.
(3) Untuk menguraikan pendekatan yang diambil terhadap kerjasama kelembagaan dan pengembangan pengumpulan data dan manajemen infrastruktur yang berkelanjutan dan saling menguntungkan dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir terpadu di Belize.



GIS sebagai Alat Pemetaan Sumber Daya Laut
Pemetaan Usulan Selatan air Cay dengan Konservasi Laut
:
Diusulkan tentang South Water Cay dengan Konservasi Laut (Gambar 1) sangat difficul untuk memetakan karena kurangnya tanah di banyak daerah. Dua upaya awal yang dilakukan oleh CCC, yang keduanya tidak memadai untuk tujuan pengelolaan sumber daya. Keduanya yaitu :
ž  pertama, pada tahun 1992, itu hanya peta dasar yang luas dari seluruh cadangan, yang dihasilkan oleh menukar garis-garis besar dari gundukan 1:35,000 foto udara monokrom.
ž  kedua, foto-foto udara yang rephotographed untuk mengakomodasi distorsi gambar yang dibuat oleh gerakan rolling pesawat selama penerbangan
Meskipun masalah yang dihadapi dalam pemetaan diusulkan tentang South Water Cay dengan Konservasi Laut (Gambar 2), contoh ini tidak berfungsi untuk menggambarkan bagaimana GIS menawarkan fleksibilitas untuk memecahkan masalah yang cukup kompleks.

Gambar 1. Tingkat perkiraan karang penghalang Belize, menunjukkan lokasi kawasan lindung yang didirikan di zona pesisir; * menandakan daerah perlindungan laut yang diusulkan.

Gambar 2. Kutipan dari sumber daya peta diusulkan tentang South Water Cay dengan Konservasi Laut tersebut. Poligon yang digambarkan dari foto udara dan diklasifikasikan menggunakan data yang dikumpulkan oleh Coral Conservation Cay dengan. Poligon Reef diberi label secara berurutan dari kiri (salinitas zona) ke kanan (pasir). Peta sumber daya yang lengkap mencakup beberapa habitat tidak ditampilkan dalam kutipan ini. {Sumber:. McCorry et al, 1993)


Tugas Resume SIP Ke-11

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGETAHUI
TINGKAT PENCEMARAN LIMBAH PABRIK
DI KABUPATEN SIDOARJO (Kelompok 8)


a. Pendahuluan
Kabupaten Sidoarjomarupakan salah satu Kota industri di Jawa Timur, keadaan potensi alamnya telah tercemar oleh limbah-limbah perusahaan yang ada di daerahnya
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Kabupaten Sidoarjo belum ada fasilitas untukmelakukan pencarian data perusahaan, pengolahan hasil survei pencemaran maupun pencatatan pencemaran tiap periode. Hal ini disebabkan karena data masih disimpan dalam bentuk arsip maupun komputer secara manual. Olehsebab ,itu Sistem Informasi Geografis untuk mengetahui tingkat pencemaran limbah pabrik sangat diperlukan demi mengenfesiensi waktu dan mempermudah dalam input data.

b. Dampak Kegiatan Industri



Gambar 1
Dampak Industri



c.   Profil Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo, merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Memiliki luas 6.526 Ha , dengan topografi keadaan medan berada pada ketinggian antara 23-32 diatas permukaan air laut. Wilayah Kabupaten Sidoarjo berada di dataran rendah.Sidoarjo
 Kab. Sidoarjo Berbatasan dengan : 
      Sebelah Utara    :  Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik,
      Sebelah Timur    : Selat Madura,
      Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan
      Sebelah Barat    : Kabupaten Mojokerto.
Kab. Sidoarjo dikenal dengan sebutan Kota Delta, karena berada di antara dua sungai besar pecahan Kali Brantas, yakni Kali Mas dan Kali Porong.

d .   Proses

Gambar 2
Proses Menggunakan Aplikasi SIG
      
  
1.  Penetapan baku mutu limbah cair kepmen no: 03/MENLH/1998 tanggal 15-Januari-1998

Gambar 3
Ketentuan Buku Mutu Limbah Cair


2.  Pengambilan sampel
 
Gambar 4
Proses Manual Pengambilan Sampel

3. Input Data Perusahaan Dan Hasil Survey
 
Gambar 5
Input data dan hasil Survey


Gambar 6
Diagram Analisis

4. Hasil survey dan analisis


Gambar 7
Hasil Survey Analisis


Pada halaman ini memuat tampilan peta Kabupaten Sidoarjo, yang didalamnya terdapat semua informasi tentang profil perusahaan, letak perusahaan dan disini juga dapat diketahui mana perusahaan yang
tercemar oleh limbah, ataupun tidak tercemar. Untuk membedakan perusahaan yang tercemar ataupun tidak dapat diketahui dari warna titik letak perusahaan tersebut,warna merah menunjukkan perusahaan
tercemar dan warna hijau menunjukkan pabrik tersebut tidak tercemar,

5. Hasil analisis dari salah satu perusahaan dari  seluruh perusahaan yang diteliti
Gambar 8
Tabel Hasil Uji Air Limbah di salah Satu Perusahaan

6. Pengujian ulang
Gambar 9
Pengujian Ulang

7. Input Hasil Survey
 
Gambar 10
Input Hasil Survey Ke Dalam ArcGis


                    
KESIMPULAN


   Dengan adanya aplikasi Sistem Informasi Geografis ini, akan mempermudah untuk menginformasikan daerah-daerah yang tercemari oleh limbah pabrik. Karena dengan peta digital dalam bentuk database akan lebih mudah diolah dari pada peta digital yang dalam bentuk gambar digital dan mengetahui informasi tentang profil perusahaan, letak perusahaan dan disini juga dapat diketahui mana perusahaan yang tercemar oleh limbah, ataupun tidak tercemar.


Tugas Resume SIP ke-10


Forest Fire Monitoring (Pengendalian Kebakaran Hutan di Provinsi Riau)(Kelompok 3)

Kerugian dan dampak dari kebakaran hutan di Riau
  1. kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Provinsi Riau mencapai Rp10 triliun
  2.  satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan mencari makan. Maka terjadi ketidak seimbangan ekosistem
  3. kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada perekonomian
  4. Pulosi udara sehinga mengakibatkan IPAS
  5. Pengurangan jumlah pohon mengakibatkan cuaca di Provinsi Riau cenderung panas
untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini 
Gambar 1

Akibat dari Kebakaran Hutan

Penaggulangan kebakaran hutan
  1. Mapping : Pembuatan peta kerawanan hutan di wilayah teritorialnya masing-masing. Fungsi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun yang biasa digunakan adalah 3 cara berikut:
  Pemetaan daerah rawan berdasarkan olahan masal lalu dan masa kini
  Pemetaan daerah rawan survai desa (Partisipatory Rural Appraisal)
  Global Positioning System atau citra satelit
  1. Sistem Informasi : penyediaan sistem informasi kebakaran hutan.. Deteksi dini dapat dilaksanakan dengan 2 cara berikut :
  Analisis kondisi ekologis, sosial, dan ekonomi suatu wilayah
  Pengolahan data hasil pengintaian petugas
  1. Standardisasi : pembuatan dan penggunaan SOP (Standard Operating Procedure)yang , diperlukan standar yang baku dalam berbagai hal berikut :
  Metode pelaporan
  Peralatan
  Metode Pelatihan untuk Penanganan Kebakaran Hutan
  1. Supervisi : pemantauan dan pengawasan kepada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan hutan. pemantauan, dibagi menjadi dua, yaitu :
  Pemantauan terbuka : Pemantauan dengan cara mengamati langsung objek yang diamati.
Pemantauan tertutup (intelejen) :
Pemantauan yang dilakukan dengan cara penyelidikan yang hanya diketahui oleh aparat tertentu.
  Pemantauan pasif : Pemantauan yang dilakukan berdasarkan dokumen, laporan, dan keterangan dari data-data sekunder, termasuk laporan pemantauan tertutup
  Pemantauan aktif
Pemantauan dengan cara memeriksa langsung dan menghimpun data di lapangan secara primer. Sedangkan, pengawasan dapat dilihat melalui 2 pendekatan, yaitu :
Preventif dan Resrentif
Gambar 2
Lokasi kebakaran hutan di Riau hasil dari analisis Arcgis

Kesimpulan
  - Penyebab kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau ataupun di tempat lain di Indonesia bersumber pada kebijakan pengelolaan hutan, lemahnya penegaakan hukum dan mekanisme kelembagaan yang berkaitan
 - Api tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dari ekosistem hutan, beberapa tipe vegetasi hutan merupakan klimaks api. Pengurangan resiko kebakaran hutan dapat ditempuh dengan mempertimbanglkan kearifan lokal dari masyarakat tradisional Rimbawan dengan cara manajemen api dalam bentuk  Swalling  dan  Prescribe Burning



Wednesday, May 28, 2014

Tugas Resume SIP Ke-9



Produksi Dibantu Sistem Informasi Geografis Kebisingan Dan 
Peta Abdurrahman Geymen Bülent Bostanci, Turki (Kelompok 7)

.LEQ telah diukur selama 5 menit selama pagi, siang hari dan malam jam per setiap titik dengan menngunakan alpikasi Arcgis
selama 5 hari kerja. Nama poin, lokasi, pengukuran LEQ nilai waktu dan telah tercatat sebagai Excel file data. Program ArcGIS 9,3 telah digunakan untuk menganalisa kebisingan dan membuat suara peta (ArcGIS. Tahun 2008 ).  
Koordinat seperti 50 poin diperoleh dengan handy GPS telah dipindahkan ke perangkat 
lunak ArcGIS sebagai titik layer dan disalutnyalah itu dengan citra satelit .

Gambar 1

Peta Lokasi dalam Citra Satelit

 Metoda yang digunakan :
·     Jarak Berat (IDW) metode adalah perhitungan permukaan data dengan tidak diketahui nilai dengan menggunakan weighted titik data. Pada metode ini, berat digambarkan sebagai fungsi dari jarak antara poin. Sejauh ini, yang jauh lebih luas, lemahnya fungsi efek  (Doğru et al. , 2011).
·   Kriging adalah salah satu metode yang kuat bagi pengiraan permukaan. Kriging teknik membuat permukaan yang menggabungkan statistik properti diukur data (ESRI 2001). maka prosesnya dalam menggunakan Arcgis ini dengan cara hasil petra citra satelit tersebut di rubah menjadi raster, setelah itu analisis data tersebut dengan menggunakan Aplikasi Arcgis, tetapi sebelumnya untuk menganalisis data kita perlu data - data yang harus ada dan berkaitan dengan data yang kita teliti, misalnya kita akan menganalisis peta kebisingan maka kita harus mempunyai data kebisingan selama 1 hari tersebut untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini
Gambar 2

Proses Penggabungan  Data

IDW, OK dan RBF berdasarkan setara dengan terus menerus tingkat kebisingan pada waktupagi, siang hari dan malam. Peta Kebisingan diserap oleh IDW metode telah ditunjukkan  sebagai contoh dalam Gambar 2-4 ttujuannya diadakan penelitian ini untuk mngetahui tingkat bahaya kebisingan disuatu  kota dengan menggunakan Aplikasi Arcgis.