TUGAS 3
RANGKUMAN JURNAL
“ APLIKASI GIS DALAM
URBAN & REGIONAL PLANNING”
Disusun Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Perencanaan
Semester VI Tahun
Akademik 2014 / 2015
Disusun Oleh :
R. Nugraha Suryaningrat.
S 10070311043
Hadiyanto
Syabani
10070311048
Tiara
Setiarini
10070311051
PROGRAM STUDI PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014 M/1435 H
Aplikasi Penginderaan Jarak Jauh,
GIS dan GPS Untuk Rencana
Pengelolaan Perkotaan
Yang Efisien
“ Studi
Kasus - Kota Hyderabad “
Gambar Tabel 1
Derajat Urbanisasi Di
Dunia, Wilayah, Benua Dan Negara Tertentu - Tahun 2000
Sumber : Dunia
Urbanisasi Prospek - Tahun 1999 Revisi - Pbb Catatan: Untuk India Data Yang
Berkaitan Dengan Sensus Tahun 2001
Gambar 2 Proses
Peningkatan Urbanisasi Di India
Trend & Derajat Tingkat
Urbanisasi Di India
Rasio perbandingan perkotaan dan pedesaan di tahun 2001 di
India adalah 38, yang berarti
bahwa setiap 100 daerah pedesaan, berbanding dengan 38 daerah
perkotaan di India, tahun 2001.
Semua indeks ini mengindikasikan bahwa India sedang dalam
proses peningkatan
urbanisasi dan berada pada tahap akselerasi urbanisasi, seperti yang
dijelaskan
dalam Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3
Derajat Urbanisasi Di
India.
Indikator Dasar Dan Pola
Urbanisasi Di India
Indikator dasarnya adalah sebagai berikut :
a. Terjadi
peningkatan arus urbanisasi yang
timpang karena menginduksi pertumbuhan dari kota berstatus kelas
1.
b. Urbanisasi
terjadi tanpa ada dasar kegiatan industrialisasi
dan basis ekonomi yang kuat.
c. Urbanisasi
adalah suatu fenomena yang disebabkan oleh ledakan kepadatan
penduduk dan kemiskinan yang melanda di daerah
transisi pedesaan – urban.
d. Peningkatan
urbanisasi terjadi bukan karena gaya tarik perkotaan tetapi
karena daya dorong pedesaan.
e. Buruknya
mutu transisi migrasi desa-kota berdampak
terhadap membawa buruknya kualitas arus urbanisasi
[Bhagat, 1992].
Kota besar yang menjadi target urbanisasi,
nantinya akan mengalami ledakan populasi manusia dan mengakibatkan
terjadinya degradasi terhadap tingkat pelayanan dan kualitas hidup. Kota
Besar secara struktural akan melemah dan fungsi entitas
formal tidak akan berjalan sebagaimana mestinya karena basis ekonomi
yang tidak kuat.
Masalah Urbanisasi
Masalahurbanisasi
adalah manifestasi berkelanjutan dari ketimpangan yang terjadi
akibat aktivitas urbanisasi, permasalahannya yang terjadi akibat
urbanisasi adalah sebagai berikut :
I. Beberapa
masalah mayoritas yang terjadi adalah sebagai berikut :
a) Perumahan
b) Transportasi
c) Pasokan Air dan Sanitasi Lingkungan
d) Polusi air dan polusi udara.
II. Kota
Besar bertumbuh berlandaskan kecenderungan masyarakat perkotaan yang
berorientasi ekonomi [Nayak, 1962] bukan berlandaskan
kesejahteraan dan budaya kearifan
lokal. Dampaknya adalah kota tersebut menjadi zona
terjadinya urbanisasi tetapi tanpa kareakteristik
fungsional perkotaan yang khas di kota tersebut.
III. Urbanisasi menyebabkan
terjadinya ketidaksetaraan / ketimpangan sosial dan ekonomi
[Kundu dan Gupta, 1996], yang berujung pada konflik sosial, kejahatan
dan anti-kegiatan sosial.
IV. Urbanisasi
yang tidak merata dan tidak terkontrol menyebabkan kerusakan lingkungan
dan degradasi dalam kualitas kehidupan perkotaan, seperti polusi di
suara, udara, dan air, yang diciptakan oleh pembuangan limbah berbahaya.
PERANGKAT DAN METODE
Aplikasi Metode Penginderaan Jarak Jauh,
GIS & GPS
Metode yang diusulkan adalah
solusi terpadu mengenai geo-spasial teknologi antara
lain Penginderaan Jauh (RS), Sistem Informasi Geografis (GIS) dan Global
Positioning System (GPS) yang dapat memberikan kontribusi
substansi yang lebih praktis / mudah dimengerti dan lebih menarik
untuk dipresentasikan ke dalam beberapa operasi interaktif
yang akan menjadi
aset dalam penilaian, pemahaman, perangkat pemetaan
dan fasilitas layanan menggunakan GPS dalam memecahkan masalah
lingkungan perkotaan yang kompleks. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengembangkan sebuah peta detail berskala besar
dan membuat peta yang sudah dikomputerisasi pengguna ke
dalam model
interaktif yang konseptual untuk konsep kegiatan
perkotaan berdasarkan peta tematik GIS terpadu yang menggunakan
teknik penginderaan jarak jauh dalam platform GIS.
Dengan memanfaatkan data
penginderaan jarak jauh dan melaksanakan teknik pemetaan
GIS, perubahan secara keruangan dalam kurun waktu tertentu dari
daerah perkotaan dapat dipantau dan dipetakan secara spesifik untuk
keperluan pembangunan selanjutnya. Satelit Penginderaan Jauh, dengan
jangkauan yang luas dengan kemampuan multi daya spektral (SPM)
adalah sebuah alat yang mampu untuk memetakan dan memantau perubahan
yang berkembang di inti perkotaan serta di daerah hinterland dari
setiap daerah perkotaan. Pola spatial perkotaan duduk di semua arah yang
berlainan dapat dipetakan secara sistematis, dipantau dan
dinilai secara akurat dari penginderaan
jarak jauh yang diserasikan dengan data survey lapangan
konvensional [Lata et-al. , 2001]. Oleh karena itu,
pemaparan setiap komponennya adalah sebagai berikut :
Sensor penginderaan Jarak Jauh (Remote
Sensing)
Sensor penginderaan Jarak
Jauh telah diakui di seluruh dunia sebagai sebuah teknologi yang efektif
untuk memonitor dan memetakan pertumbuhan dan perubahan
lingkungan yang terjadi di perkotaan. Keuntungan utama dari satelit
penginderaan jauh adalah pemantauan berulang dan jangkauan
sinoptiknya yang sangat berguna untuk studi area perkotaan. Keuntungan
ini membantu dalam pembuatan informasi
dasar terhadap penggunaan lahan, distribusi tutupan
lahan, deteksi perubahan fisik perkotaan, monitoring pertumbuhan dan
penilaian dampak lingkungan perkotaan.
Citra satelit
memungkinkan kita untuk lebih memahami beberapa komponen intrinsik ekosistem
perkotaan dan interaksi di dalam seluruh lingkungan perkotaan. Teknologi
Penginderaan Jauh dapat menghasilkan penginderaan yang lebih
baik jika dikombinasikan dengan GIS [Longley, 1999].
Sistem Informasi Geografis (GIS)
GIS pada dasarnya adalah
sebuah sistem informasi yang mengkaji seputar data spasial. GIS
adalah Sistem Informasi berbasis komputer berguna
sebagai tempat penyimpanan, editing, menampilkan, dan merancang
data geografis yang dapat dibuat menjadi referensi (Geoferencing).
Sistem Informasi Geografis menyediakan fungsi input, registrasi
/ transformasi koordinat peta, manajemen, query, analisis, modeling, komposit
peta serta produksi kartografi & peta.
GIS tidak menyimpan sataun peta atau
gambar, tetapi GIS menyimpan sebuah database. Database adalah konsep
utama GIS yang berfungsi sebagai pusat operasi GIS. Hal ini
merupakan perbedaan antara GIS dan sistem pemetaan komputer,
yang hanya dapat menghasilkan output grafis yang
baik. Sementara GIS menggabungkan sistem manajemen basis
data (vektor dan raster).
Keuntungan dari Sistem
Informasi Geografis adalah dalam penanganan data. Kerangka kerja
terpadu penginderaan jarak teknik dan kerangka kerja GIS sangat mengurangi
waktu, tenaga dan biaya dalam menggunakan data geografis.
Global Positioning System (GPS)
Ledakan
di ketertarikan terhadap GIS sebagai manajemen tool telah disertai
dengan pengembangan berbagai perangkat teknologi pelengkap,
salah satu yang paling penting adalah GPS (Global Positioning System)
[ Lange, A. F dan Gilbert, C, 1999].
Keunggulan GPS adalah sebagai berikut :
1. GPS dapat digunakan untuk
mengenali atau menentukan koordinat dikaitkan
geografis dan diserasikan dengan citra satelit. GPS digunakan untuk
mengurangi distorsi dan untuk meningkatkan akurasi posisi citra.
2. GPS dapat digunakan
di untuk plotting di dalam citra satelit dalam worksheet GIS.
Implementasi GIS : Studi
Kasus Kota Hyderabad
Hyderabad, ibukota
Negara Bagian Andhra Pradesh berlokasi di jantung
Dataran Tinggi Deccan dan terletak sekitar 17 °- 21 N latitude dan 78 °- 30
E longitude. Kota Hyderabad
dibatasi oleh distrik Rangareddy dan Medak.
Pertumbuhan ruang perkotaan Hyderabad terjadi dengan
cepat menuju Timur dan Barat laut, bahkan telah
menyebar hingga batas kota. Sungai Musi membagi Hyderabad lama
dan Hyderabad baru.
Gambar 4
Pertumbuhan Hyderabad Di
Sepanjang Tahun 1901 - 2001
Gambar Tabel 5
Pertumbuhan Penduduk
di Hyderabad
Kepadatan
Distrik Hyderabad,
dengan kepadatan seluas sekitar 16.988 orang per km2. Berdasarkan
data sensus India tahun 2001 adalah distrik dengan kepadatan
tertinggi di Andhra Pradesh, yang hampir sepenuhnya perkotaan.
Kepadatan rata untuk negara India (termasuk wilayah pedesaan) jauh
lebih rendah dari Distrik Hyderabad, yaitu 275 orang per km2 pada
tahun 2001.
Metode Akuisisi Data
Tergantung pada
ketersediaan peta untuk bidang studi, fitur untuk Dasar Peta dan ketersediaan
sumber lain dari data seperti produk ini diperoleh dan
diekstraksi melalui berbagai sumber, yang dijelaskan
sebagai berikut.
Gambar Tabel 6
Akuisisi Data
Tipe Data GIS
Pada dasarnya semua data
GIS yang dapat digunakan dalam riset diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Ciri Topografi data
2. Data tematik
3. Data Agunan
Ciri-ciri data topografi
dan tematik digolongkan sebagai data spasial
dan data agunan sebagai data atribut. Rincian jenis produk
data akan dibahas di bawah ini.
Generasi Perubahan Topografis Peta
Data Geografis
mentah tersedia dalam berbagai bentuk, baik digital maupun analog
seperti toposheets, foto udara dan citra satelit. Dalam penelitian
ini, basis layer yang dibuat berdasarkan toposheet
adalah sebagai berikut :
I. Dasar
peta
II. Drainase
peta
III. Jaringan
Transportasi peta
IV. Peta
Daerah Aliran Sungai (DAS)
V. Lereng
peta
Peta bermedia kertas ukuran
besar ini dikonversi menjadi mode digital
menggunakan proses scanning dan proses pendigitalisasian otomatis.
Peta ini disediakan untuk skala tertentu
dan berfungsi menunjukkan sifat-sifat entitas di dalamnya dengan
penggunaan berbagai simbol atau warna. Seluruh proses
ini disebut geo-referencing. Prosedur yang sama juga
diterapkan pada data penginderaan jauh sebelum digunakan untuk
membuat peta tematik dari data satelit.
Metodologi Alur Kerja
Salah satu elemen dasar
yang paling penting dari GIS adalah data. Dalam mengumpulkan data
terdapat berbagai metode yang dapat digunakan, GPS atau pengukuran klasik,
Foto Udara, Citra satelit dan Digitasi Peta dan pembuatan
dokumen data yang menjadi metode / prinsip dasar. Dalam GIS, data
telah diperoleh dari berbagai sumber daya dengan menggunakan perangkat lunak,
perangkat keras dan teknologi.
Salah satu bagian utama
dari GIS adalah kemampuan untuk overlay berbagai layer data secara
spasial yang telah direferensikan (update geo-referencing),
yang memungkinkan pengguna untuk menentukan secara grafis dan secara
analisis bagaimana struktur dan benda yang terdapat di dalam data
spasial tersebut, misalnya seperti jalan, distribusi air dan
masyarakat dengan Zoning System) saling berinteraksi.
Metode Survei
Survei fisik yang
komprehensif terhadap wilayah perencanaan dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan survei total stasiun. Beberapa detail
harus disurvei mulai dari semua fitur yang dibangun, jalan,
elemen alam, dsb.
Peta Dasar
Peta Dasar telah
disediakan dari SOI toposheet nomor 56 K/7 NE
pada skala 1:25,000 yang telah di-overlay pada pencitraan satelit, data IKONOS.
Untuk mendapatkan titik pengendalian yang tepat, perlu dilakukan penyocokan
terhadap fitur tertentu seperti jaringan jalan, air,
saluran pembuangan, dll dimana ground point tersebut lokasinya
tepat dengan toposheet penggambaran satelit. Hal ini adalah
langkah dalam menyiapkan peta dasar. Peta dasar menunjukkan
fitur yang dikategorikan menjadi padat, sedang, jarang
dan sebagainya. fitur lain seperti saluran air utama, jaringan
jalan utama, drainase, pola dan sebagainya`
Gambar 7
Subsetting Dari Bidang
Studi
Gambar 8
Deliniasi Bidang Studi
Gambar 9
Peta Dasar Area Studi
Peta Drainase
Jaringan Drainase bersumber dari SOI
toposheet nomor 56 k/7 NE yang telah dipersiapkan dalam peta
dasar. Jaringan air utama di kawasan ini adalah Durgam cheruvu,
Hakimpet cheruvu Yousufguda cheruvu, Sheikpet cheruvu dan sebagainya. arah
lereng juga dapat diketahui melalui peta jaringan drainase, yang berguna
dalam memahami topografi, geomorfologi, tanah, jenis
erodibilitas, dll.
Gambar 10
Peta Drainase Area Studi
Peta Jaringan Jalan
Jaringan
Jalan bersumber dari SOI toposheet nomor 56 k/7
NE. Peta ini menginformasikan bahwa jalan utama melewati kawasan ini,
yang mencakup NH-9 ke Mumbai, yang melintas dari Khairatabad menuju Sanath
Nagar di kawasan ini. Dan berbagai jalan lain menghubungkan pemukiman,
landforms dan sebagainya yang sangat membantu dalam melakukan
analisis sampling.
Gambar 11
Jaringan Jalan Peta Area
studi
Pendekatan Master Plan Untuk Pembangunan
Perkotaan Dan Atributnya
Perencanaan Perkotaan pada
dasarnya menghasilkan sumber daya yang
keberlanjutan, mengembangkan sumber daya serta memenej dan
melatih sumber daya yang berkualitas di masa yang akan datang.
Efisiensi pengembangan tergantung
pada sebagaimana baiknya kota
tersebut direncanakan, sebagaimana kota
tersebut dikembangkan secara ekonomi.
Perencanaan menjadi
elemen pengatur dan pengelola tingkat efisiensi pengembangan sumber
daya manusia. Perencanaan dan pengembangan Perkotaan merujuk kepada suatu
proses yang mengutamakan potensi ekonomi secara spasial di
suatu wilayah untuk kepentingan rakyat. Elemen produk perencanaan
perkotaan mencakup :
1. Rencana Perspektif
2. Rencana Pembangunan
3. Rencana Tahunan
4. Skema dan proyek
5. Pendekatan Partisipatif
untuk penyediaan tanah dan pembangunan infrastruktur.
Kesimpulan
Telah ditunjukkan di
dalam karya ini bahwa untuk mencapai kondisi kehidupan yang sehat dan
nyaman di daerah perkotaan perlu dilakukan berbagai
upaya inovatif dan efisien yang termasuk ke dalam Rencana
Pengelolaan Perkotaan (UMP) dengan menggunakan aplikasi penginderaan
jarak jauh, GIS dan GPS dan ke dalam sebuah Sistem
Informasi Terpadu, yang telah memainkan peran penting tidak hanya dalam
memerangi pertumbuhan perkotaan yang tidak terkendali, namun digunakan
untuk mengurangi banyaknya dampak negatif yang terjadi pula dari
pertumbuhan perkotaan, seperti masalah kemacetan, pemukiman kumuh, degradasi
lingkungan dan merupakan solusi dalam pengambilan keputusan dengan
menyajikan data yang dibutuhkan untuk melakukan koreksi dan penilaian yang
akurat terhadap perkotaan yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Akanbi A. K & Kumar, Santosh and Uwaya
Fidelis. Novus Jurnal Internasional, Engineering & Technology.
Tahun 2013, Vol. 2, No. 4. www.novusscientia.org.
Diupload pada 23 November 2013. Diunduh Pada 20 Maret 2014
No comments:
Post a Comment