A. Pengertian
GIS
Pengertian GIS (Geographic Information System)
merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi (information technology).
Sebagai teknologi berbasis komputer, GIS harus diperhitungkan bagi mereka yang
berkecimpung dalam berbagai bidang pekerjaan seperti perencanaan,
inventarisasi, monitoring, dan pengambilan keputusan. Bidang aplikasi GIS yang
demikian luas, dari urusan militer sampai pada persoalan bagaimana mencari
jalur terpendek untuk pengantaran barang atau delivery system, menghendaki
penanganan pekerjaan yang dilakukan secara terpadu (integrated) dan
multidisiplin (Prahasta, 2002 & Aziz, 2005). GIS (Geographic Information
System) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input,
manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi
geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut
sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk
suatu daerah, data jaringan jalan, data vegetasi dan sebagainya (Nuckols,
2004). Geografi adalah informasi mengenai permukaan bumi dan semua objek yang
berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan pengorganisasian
bagi semua tindakan selanjutnya.
GIS merupakan teknologi untuk mengelola,
menganalisa dan menyebarkan informasi geografis. Pemilihan lokasi, target
lapisan pemasaran, perencanaan penyebaran jaringan, membalas pada darurat, atau
menuliskan kembali batas-batas wilayah suatu negara, semuanya adalah
permasalahan yang dapat di pecahkan melalui geografi (Libraries & Academic
Information Resources, 2006). GIS (Geographic Information System) adalah sistem
yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan data dan manipulasi
informasi geografis. GIS (Geographic Information System) suatu bentuk sistem informasi
yang menyajikan informasi dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai
antar muka (WHO, 2000).
B. Pengelolaan
GIS (Geographic Information System)
Adapun jenis-jenis pengelolaan GIS yaitu:
a. Sumber Informasi Geografi Sumber
informasi geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat
dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam
geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu
lain (Prahasta, 2002), yaitu:
1.
Merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.
2. Tersusun secara sistematis, artinya
merupakan satu kesatuan yang tersusun secara berurut dan teratur.
3. Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan
sebab akibat.
4. Objektif, artinya berlaku umum dan
mempunyai sasaran yang jelas dan teruji. Selain memiliki ciri-ciri tersebut di
atas, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional
(kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan ciri khas geografi, yang
membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.
C. Komponen-Komponen
GIS
GIS merupakan produk dari
beberapa komponen. Komponen-komponen yang terdapat dalam GIS yaitu perangkat
keras, perangkat lunak dan intelegensi manusia (Prahasta, 2002 & Husein,
2006).
1.
Perangkat
Keras (Hardware) Perangkat keras: berupa komputer beserta instrumennya
(perangkat pendukungnya). Data yang terdapat dalam GIS diolah melalui perangkat
keras. Perangkat keras dalam GIS terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: ·
·
Alat
masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer.
Contoh: Scanner, digitizer, CD-ROM. ·
·
Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam
komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk
sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive, disk drive. ·
·
Alat keluaran (ouput) yang berfungsi
menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses GIS.
2.
. Perangkat Lunak (Software) Perangkat
lunak, merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data yang diperlukan. Data hasil penginderaan jauh dan tambahan
(data lapangan, peta) dijadikan satu menjadi data dasar geografi. Data dasar
tersebut dimasukkan ke komputer melalui unit masukan untuk disimpan dalam
disket. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan
melalui layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta atau
gambar).
D. Cara
Mengelola Informasi Geografi Secara umum proses GIS
Terdiri
atas tiga bagian (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data),
manipulasi dan analisis data, menyajikan data (output data) (Husein, 2006)
(1) Subsistem Masukan Data (Input Data)
Subsistem ini berperan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk
yang dapat diterima dan dipakai dalam GIS. Semua data dasar geografi diubah
dulu menjadi data digital, sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital
memiliki kelebihan dibandingkan dengan peta (garis, area) karena jumlah data
yang disimpan lebih banyak dan pengambilan kembali lebih cepat.
Ada dua macam data dasar geografi, yaitu
data spasial dan data atribut. ·
Data spasial (keruangan), yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi atau
tempat-tempat di permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto
udara dan penginderaan jauh dalam bentuk cetak kertas. ·
Data
atribut (deskriptip) yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut
menjelaskan suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus,
catatan lapangan dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya.
Data atribut dapat dilihat dari segi kualitas, misalnya kekuatan pohon. Dan
dapat dilihat dari segi kuantitas, misalnya jumlah pohon.
Data
spasial dan data atribut tersimpan dalam bentuk titik (dot), garis (vektor),
polygon (area) dan pixel (grid). Data dalam bentuk titik (dot), meliputi
ketinggian tempat, curah hujan, lokasi dan topografi. Data dalam bentuk garis
(vektor), meliputi jaringan jalan, pipa air minum, pola aliran sungai dan garis
kontur. Data dalam bentuk poligon (area), meliputi daerah administrasi,
geologi, geomorfologi, jenis tanah dan penggunaan tanah (Prahasta, 2002). Data
dasar yang dimasukkan dalam GIS diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan
(teristris), data peta dan data penginderaan jauh (Prahasta, 2002).
E. Manfaat
SIG dalam Berbagai Macam Bidang
·
Manfaat SIG dalam
Perencanaan Pola Pembangunan
SIG tidak hanya penting bagi pakar geografi, tetapi juga
bagi pakar perencana pembangunan dan perencana penataan ruang. Perencana atau
penata ruang dengan berpola SIG tidak hanya melihat dari sudut lingkungan fisik
saja, tetapi juga lingkungan sosial, ekonomi dan kependudukan. Dalam penataan
ruang, SIG bermanfaat sebagai acuan perencanaan pembangunan, agar pembangunan
dapat terencana lebih awal dan tidak tumbuh semrawut (tidak teratur) serta tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan.
·
Manfaat SIG dalam Bidang
Sosial
Selain dalam inventarisasi sumber daya alam dan
perencanaan pola pembangunan, SIG juga dapat dimanfaatkan dalam bidang sosial.
Dalam bidang sosial SIG dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut:
§ Mengetahui potensi dan
persebaran penduduk. ·
§ Mengetahui luas dan persebaran lahan
pertanian serta kemungkinan pola drainasenya. ·
§ Untuk pendataan dan
pengembangan jaringan transportasi. ·
§ Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan dan pembangunan. ·
§ Untuk pendataan dan
pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit,
sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran
·
Manfaat SIG Bidang Kehutanan
Bidang kehutanan
berkenaan dengan pengelolaan hutan untuk kayu termasuk perencanaan pengambilan
hasil kayu, pemantauan penebangan dan penghutanan kembali, pengelolaandan
pencacahan margasatwa, inventarisasi dan pemantauan sumber daya hutan,
rekreasi,dan pengawasan kebakaran. Kondisi fisik hutan sangat rentan terhadap
bahaya kebakaran maka penggunaan citra inframerah akan sangat membantu dalam
penyediaan data dan informasi dalam rangka monitoring perubahan temperatur
secara kontinu dengan aspek geografis yang cukup memadai sehingga implementasi
di lapangan dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat.
·
Manfaat SIG Bidang Penggunaan Lahan
Inventarisasi penggunaan lahan penting dilakukan untuk
mengetahui apakah pemetaan lahan yang dilakukan oleh aktivitas manusia sesuai
dengan potensi ataupun daya dukungnya. Penggunaan lahan yang sesuai memperoleh
hasil yang baik, tetapi lambat laun hasil yang diperoleh akan menurun sejalan
dengan menurunnya potensi dan daya dukung lahan tersebut. Integrasi teknologi
penginderaan jauh merupakan salah satu bentuk yang potensial dalam penyusunan
arahan fungsi penggunaan lahan. Dasar penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk
berbagai kepentingan penelitian, perencanaan, dan pengembangan wilayah.
Contohnya penggunaan lahan untuk usaha pertanian atau budidaya permukiman.
·
Manfaat SIG Bidang Pembuatan Peta
Peta citra merupakan citra yang telah bereferensi
geografis sehingga dapat dianggap sebagai peta. Informasi spasial yang
disajikan dalam peta citra merupakan data raster yang bersumber dari hasil
perekaman citra satelit sumber alam secara kontinu. Peta citra memberikan semua
informasi yang terekam pada bumi tanpa adanya generalisasi. Peranan peta citra
(space map) dimasa mendatang akan menjadi penting sebagai upaya untuk
mempercepat ketersediaan dan penentuan kebutuhan peta dasar yang memang belum
dapat meliput seluruh wilayah nasional pada skala global dengan informasi
terbaru (up to date). Peta citra mempunyai keunggulan informasi terhadap peta
biasa. Hal ini disebabkan karena citra merupakan gambaran nyata di permukaan
bumi, sedangkan peta biasa dibuat berdasarkan generalisasi dan seleksi bentang
alam ataupun buatan manusia. Contohnya peta dasar dan peta tanah
·
Manfaat SIG Bidang Meteorologi
Manfaat
penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut. · Mengamati iklim suatu daerah melalui
pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air dalam udara. · Membantu analisis cuaca dan
peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah tekanan tinggi dan tekanan
rendah serta daerah hujan badai dan siklon. · Mengamati sistem/pola angin permukaan.
mantaap kak materinya...terimkasih
ReplyDeletejangan lupa kunjungi website saya : https://sfasah.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
dan juga website kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id